Beranda | Artikel
Mending Jomblo Daripada Dosa
Jumat, 23 Februari 2018

Jomblo kadang diistilahkan untuk orang-orang malang yang kesepian. Jomblo juga kadang dimaksudkan untuk keadaan di mana sedang tidak punya pacar atau single.

Apa bahagianya jomblo sampai dikatakan mending jomblo daripada dosa?

 

1. Jomblo itu punya teman yang setia, tanpa ada istilah putus-nyambung

Karena pacar, ada masalah sedikit, langsung bisa nyatakan “putus”. Besok ingin balik lagi, maka minta nyambung lagi. Jomblo itu akan santai saja, ada teman-teman yang selalu ingin menemaninya, ingin jalan bareng, makan bareng, ingin ngaji bareng, etc.

Dan beruntung sekali kalau si jomblo punya teman yang shalih.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.”  (QS. Al-Kahfi: 28)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

 

2. Fokus para jomblo tak terpecah ke hal yang kurang perlu, kalau jadi pelajar berarti bisa fokus pada belajarnya

Selain tak perlu membagi waktu antara pacar dan teman, fokus para jomblo juga hanya tertuju pada satu tujuan. Ia bakal fokus sepenuhnya pada pendidikan. Tidak ada pertengkaran yang akan menguras energi dan perhatian, ia bisa fokus kepada kewajiban sebagai seorang siswa. Bahkan selain bisa fokus belajar, si jomblo juga bisa fokus gapai akhirat. Dan fokus itu penting.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfah Al-Ahwadzi, 7:212-213)

 

3. Waktu luang si jomblo bisa digunakan untuk memperkaya pengetahuan diri sendiri dan melakukan hal yang bermanfaat lainnya

Jika banyak muda-mudi yang sibuk pacarana, boncengan bareng, sibuk ngatur waktu untuk nge-date, jomblo justru tak perlu iri dan tak perlu ingin seperti mereka. Justru jomblo bisa menggunakan waktu luang untuk memperkaya diri sendiri. Misalnya saja bergabung dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ia minati, menggeluti hobi, hingga ikut kegiatan kepanitiaan di luar sekolah. Bahkan jika ingin manfaat, jomblo bisa meluangkan waktu untuk ngaji (mencari ilmu agama) di berbagai majelis yang banyak saat ini. Waktu jomblo sepenuhnya jadi miliknya.

Kalau suatu hal itu manfaat untuk dunia dan akhirat kita, kita diperintahkan untuk semangat mencarinya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِز

Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim, no. 2664)

 

4. Gak ada yang melarang ini itu, jomblo bebas menentukan apa yang ia mau

Jomblo mau shalat, tak perlu minta-minta izin pada pacar. Ia mau ngaji, tak perlu pamit pada pacar. Ia mau jalan-jalan, hiking, tidak perlu meminta izin pada kekasihnya. Kayak apaan saja, padahal jadi pasangan sah saja belum, ijab saja belum, harus izin-izin segala. Yang harusnya ada adalah meminta izin kepada orang tua, bukan kepada pacar. Kalau sudah jadi istri, barulah kepatuhannya kepada suami, lantas meminta izin pada suami.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، وَلاَ تَأْذَنَ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ ، وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُه

Tidak halal bagi seorang isteri untuk berpuasa (sunnah), sedangkan suaminya ada kecuali dengan izinnya. Dan ia tidak boleh mengizinkan orang lain masuk rumah suami tanpa ijin darinya. Dan jika ia menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah dari suami, maka suami mendapat setengah pahalanya.” (HR.  Bukhari, no. 5195 dan Muslim, no. 1026)

 

5.Gak ada drama khas anak muda yang jomblo alami, dan ini merupakan hal yang patut disyukuri

Meski sudah merasa dewasa saat SMA, tapi nyatanya emosi masih tidak stabil. Di usia ini emosi masih meledak-ledak. Gak jarang hal ini bisa memicu drama pertengkaran apalagi jika pacar memiliki tingkat kematangan emosi yang sama. Bisa bayangkan kan betapa banyak energi yang terkuras di sini? Jika jadi jomblo, bersyukurlah, gak akan mengalami hal ini.

Padahal kita harus pandai-pandai menahan emosi sebagaimana yang Allah perintahkan dalam ayat,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)

Begitu pula sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut. Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,

كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ “

“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)

 

6. SMA adalah usia rawan di mana anak remaja bisa terjebak ke dalam pergaulan bebas, tidak punya pacar bisa jadi salah satu cara mencegahnya

Hati-hati dengan seks bebas. Muslim itu diingatkan agar tidak mendekati zina, bukan hanya dilarang berzina. Maka segala jalan menuju zina itu diharamkan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32).

Contoh perkara sederhana walau maksudnya ibadah, masih dilarang dalam Islam.

Disebutkan dalam kitab Al-Muhaddzab karya Imam Asy-Syairazi rahimahullah, “Seorang laki-laki dimakruhkan shalat dengan perempuan yang bukan mahramnya (bukan muhrim menurut istilah orang awam, pen.). Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ

Tidak boleh seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. Tirmidzi, no. 1171. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Lihat yang ibadah saja dilarang karena sebab berdua-duaan, terjadi ikhtilath dan khalwat.

 

7. Banyak generasi alay yang pamer kemesraan di sosial media, bersyukurlah jomblo bukan salah satunya

Gak jarang kita menemukan banyak pasangan muda yang selalu mengumbar kemesraan di sosial media. Alih-alih kita ikut bahagia, kita justru merasa sayang dan prihatin dengan tingkah polah mereka. Jadi bersyukurlah jomblo bukan termasuk pasangan alay yang banyak tersebar di sosial media.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 

8. Jomblo bisa berbakti kepada orang tua dengan mudah, beda dengan yang punya pacar kadang membantah orang tua demi pacar

Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [diakhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Abu Daud, no. 4902; Tirmidzi, no. 2511; Ibnu Majah, no. 4211. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Jadilah jomblo yang taat dan takut kepada Allah, tak perlu bersedih kala kita terasing (ghuraba). Semoga dimudahkan menghadapi masa jomblo sampai nantinya siap untuk menikah dan mendapatkan jodoh yang shalih/ shalihah. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

 

Materi Tabligh Akbar Pelajar se-Gunungkidul

Sabtu Kliwon, 8 Jumadats Tsaniyyah 1439 H, 24 Februari 2018

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel RemajaIslam.Com


Artikel asli: https://remajaislam.com/1003-mending-jomblo-daripada-dosa.html